testimoni diskusi investasi emas dari kaskus part 1
permisi....
biar ga ilang numpang repost ya...
Soal investasi emas, saya ingin kasih testi dari sudut yang berbeda, supaya ada sisi feminin di sini:
[*]dulu pertama kerja Nyokap sering menyarankan supaya beli 'barang' alias perhiasan emas (dulu ga kenal LM). Saya mengabaikan (kualat nih) karena saya tidak suka perhiasan. lesson learned: idealnya memang investasi LM, tapi kalau tidak tersedia, sebenarnya perhiasan juga tetap lebih baik daripada nabung duit.
[*]punya emas "banyak" bagi saya ya dari mas kimpoi dan cincin kimpoi...(cuma seperangkat sih, tapi lumayan buat buffer, pernah sekolah di pegadaian buat DP rumah). Lesson learned: [COLOR="Red"]bayarlah mas kimpoi dengan emas. Mas kimpoi memang hak istri, tapi istri yang baik (macem saya) akan merelakan ketika suami membutuhkan dalam kondisi darurat (tapi dipulangin yaa...)[/COLOR]...coba agan mas kimpoinya mukena...kalau ga masuk musium pasti sudah butut...
[*]ternyata mertua dulu bikin pesta kecil pernikahan kami juga dari jual dua biji cincin....Lesson learned: emas bisa jadi tabungan yang lumayan buat menunaikan kewajiban orang tua ke anak: nikahin, nyekolahin, modalin rumah...dll
[*]di awal, secara konsep dasar investasi dapat, tapi kurang berselera terhadap emas karena dulu pelajaran investment mostly isinya pasar modal, bond, stock, reksadana; kemudian sibuk dengan rumus dll. . so belajar investasi emas tidak harus di sekolahan, karena ini sangat klasik (buktinya ibu saya yang hidup sejak jaman belanda, jepang, normal, dst sampai sekarang dah ngajarin)
[*]saya tergerak beli emas justru karena suami cerita terus tentang hasil khutbah jumat, mengenai emas vs uang, mungkin dikaitkan dengan dajjal dll. intinya dia percaya isi khutbah itu bahwa @ the end yang pegang emas yang bakal kuat. Saya turutin saja daripada nanti endingnya disalahin "apa gw bilang, lo suka ga percaya sama gw dan lebih percaya orang lain...."
[*]tapi memang baru belakangan ini saja kami sedikit mikir dan menata keuangan, setelah ada tabungan.
[*]kesalahan saya adalah ngga bisa mulai dari yang kecil2...dan menunda2. Which is itu salah besar. Lesson learned: menabung (emas) sesuai dengan kemampuan, bukan sesuai dengan angan2 atau kondisi ideal dulu baru bergerak. Saya terharu membaca beberapa postingan, yang masih mahasiswa atau kaskuser dengan keuangan yang belum begitu mapan, nyicil dari satu dua gram...sementara kadang buat saya jumlah segitu lewat begitu saja ga jelas (jelas sih, buat makan2, jalan-jalan dan beli-beli)
[*] satu lagi: IMHO investasi yang paling tinggi returnya adalah KESEHATAN dan PENDIDIKAN. Bersyukurlah Agan kalau sekeluarga sehat. soalnya sakit di sini itu sangat mahal dan repot. sebagai contoh, saya pakai perawat biasa untuk anak berkebutuhan khusus, gaji dasarnya setara 2,5-3 gram emas perbulan, belum yang lain2. operasi jantung untuk kasus sedang tahun 1999 setara 1.000 gram emas
http://archive.kaskus.co.id/thread/7683265/10
cc sis/agan darkangel1
biar ga ilang numpang repost ya...
Soal investasi emas, saya ingin kasih testi dari sudut yang berbeda, supaya ada sisi feminin di sini:
[*]dulu pertama kerja Nyokap sering menyarankan supaya beli 'barang' alias perhiasan emas (dulu ga kenal LM). Saya mengabaikan (kualat nih) karena saya tidak suka perhiasan. lesson learned: idealnya memang investasi LM, tapi kalau tidak tersedia, sebenarnya perhiasan juga tetap lebih baik daripada nabung duit.
[*]punya emas "banyak" bagi saya ya dari mas kimpoi dan cincin kimpoi...(cuma seperangkat sih, tapi lumayan buat buffer, pernah sekolah di pegadaian buat DP rumah). Lesson learned: [COLOR="Red"]bayarlah mas kimpoi dengan emas. Mas kimpoi memang hak istri, tapi istri yang baik (macem saya) akan merelakan ketika suami membutuhkan dalam kondisi darurat (tapi dipulangin yaa...)[/COLOR]...coba agan mas kimpoinya mukena...kalau ga masuk musium pasti sudah butut...
[*]ternyata mertua dulu bikin pesta kecil pernikahan kami juga dari jual dua biji cincin....Lesson learned: emas bisa jadi tabungan yang lumayan buat menunaikan kewajiban orang tua ke anak: nikahin, nyekolahin, modalin rumah...dll
[*]di awal, secara konsep dasar investasi dapat, tapi kurang berselera terhadap emas karena dulu pelajaran investment mostly isinya pasar modal, bond, stock, reksadana; kemudian sibuk dengan rumus dll. . so belajar investasi emas tidak harus di sekolahan, karena ini sangat klasik (buktinya ibu saya yang hidup sejak jaman belanda, jepang, normal, dst sampai sekarang dah ngajarin)
[*]saya tergerak beli emas justru karena suami cerita terus tentang hasil khutbah jumat, mengenai emas vs uang, mungkin dikaitkan dengan dajjal dll. intinya dia percaya isi khutbah itu bahwa @ the end yang pegang emas yang bakal kuat. Saya turutin saja daripada nanti endingnya disalahin "apa gw bilang, lo suka ga percaya sama gw dan lebih percaya orang lain...."
[*]tapi memang baru belakangan ini saja kami sedikit mikir dan menata keuangan, setelah ada tabungan.
[*]kesalahan saya adalah ngga bisa mulai dari yang kecil2...dan menunda2. Which is itu salah besar. Lesson learned: menabung (emas) sesuai dengan kemampuan, bukan sesuai dengan angan2 atau kondisi ideal dulu baru bergerak. Saya terharu membaca beberapa postingan, yang masih mahasiswa atau kaskuser dengan keuangan yang belum begitu mapan, nyicil dari satu dua gram...sementara kadang buat saya jumlah segitu lewat begitu saja ga jelas (jelas sih, buat makan2, jalan-jalan dan beli-beli)
[*] satu lagi: IMHO investasi yang paling tinggi returnya adalah KESEHATAN dan PENDIDIKAN. Bersyukurlah Agan kalau sekeluarga sehat. soalnya sakit di sini itu sangat mahal dan repot. sebagai contoh, saya pakai perawat biasa untuk anak berkebutuhan khusus, gaji dasarnya setara 2,5-3 gram emas perbulan, belum yang lain2. operasi jantung untuk kasus sedang tahun 1999 setara 1.000 gram emas
http://archive.kaskus.co.id/thread/7683265/10
cc sis/agan darkangel1
0 di isi komentarnya ya :):
Posting Komentar
tolong diisi komentarnya ya :)