investasi emas vs pasar modal



pernah denger konsep pay yourself first ga? konsep yang satu ini mengajarkan kita untuk berinvestasi mempersiapkan masa depan sebelum membelanjakan uang kita secara konsumtif tentu saja dalam perencanaan dan tujuan yang tepat. Kalau mengikuti pos blog aku sebelumnya pasti tau dong kalau aku ini investor receh dalam reksadana dan saham. penasaran juga nih pingin cari alternatif lain, setelah baca testimoni orang2 soal emas.googling sana sini ketemu artikel dari http://thepresidentpostindonesia.com/2012/09/24/investasi-emas-vs-pasar-modal/


 dalam artikel di link di atas, penulis membandingkan investasi emas dengan investasi pasar saham serta investasi obligasi. Data harga yang dipergunakan hingga 20 September 2012 dengan 3 periode pengamatan yaitu 10 tahun, 5 tahun dan 3 tahun untuk memberikan gambaran jangka panjang maupun menengah terhadap kinerja masing-masing instrumen. Instrumen yang diukur adalah saham (diwakili oleh Indeks Harga Saham Gabungan), reksadana saham (diwakili indeks reksa dana saham), obligasi pemerintah (diwakili Infovesta Goverment Bond Index) dan reksa dana pendapatan tetap(diwakili Indeks Reksa Dana Pendapatan Tetap).
 Kinerja yang diukur sendiri adalah kinerja imbal hasil yang disetahunkan (annualized return), risiko yang disetahunkan (annualized risk, menggunakan metode standar deviasi) serta imbal hasil setelah mempertimbangkan risiko (Risk Adjusted Return) untuk masing-masing periode. Selain itu penulis juga mengukur korelasi masing-masing instrumen dengan IHSG. Untuk annualized return semakin tinggi semakin baik, berkebalikan dengan annualized risk yang diharapkan rendah. Rasio Risk Adjusted Return didapatkan dengan membagi Annualized Return dengan Annualized Risk sehingga semakin tinggi rasionya semakin baik. Korelasi memperlihatkan hubungan pergerakan harga suatu instrumen terhadap IHSG, korelasi yang mendekati 100% artinya pergerakan instrumen searah, sedangkan korelasi yang mendekati 0 artinya pergerakan instrumen tersebut tidak terpengaruh oleh IHSG.





nstrumen :
IHSG
Emas
Reksadana
Saham
Obligasi
 Pemerintah
Reksadana Pendapatan Tetap
10 Tahun
Annualized Return
25.35%
21.27%
21.40%
17.85%
10.08%
Annualized Risk
24.16%
19.66%
23.45%
8.77%
3.33%
Risk Adjusted Return
1.05
1.08
0.91
2.03
3.02
Korelasi Dengan IHSG

7.26%
94.24%
17.27%
28.78%
5 Tahun
Annualized Return
23.85%
26.57%
18.25%
12.99%
11.48%
Annualized Risk
26.67%
22.46%
28.28%
7.97%
4.19%
Risk Adjusted Return
0.89
1.18
0.65
1.63
2.74
Korelasi Dengan IHSG

8.4%
98.4%
34.4%
36.3%
3 Tahun
Annualized Return
27.52%
34.81%
22.23%
15.99%
14.13%
Annualized Risk
27.68%
23.56%
29.96%
9.49%
4.99%
Risk Adjusted Return
0.99
1.48
0.74
1.69
2.83
Korelasi Dengan IHSG

8.46%
98.30%
38.71%
40.09%
bisa dilihat dalam jangka panjang hingga 10 tahun, saham memiliki imbal hasil sebesar 23.35% setahun, sedanngkan reksadana saham memiliki imbal hasil 21.4%/tahun. Kedua investasi itu lebih menguntungkan dari investasi emas yang hanya 21.27% setahun, bagaimana dengan obligasi? obligasi pemerintah memiliki imbal hasil 17.85% disusul dengan reksadana pendapatan tetap dikisaran 10.08%. Namun dalam jangka pendek sekitar 3 tahunan, pada saat terjadi kejatuhan bursa global akibat krisis ekonomi, imbal hasil emas justru dapat melebihi saham.
walaupun emas sempat kalah dari saham pada periode 10 tahun, resiko berinvestasi di emas justru lebih kecil dari pada investasi di saham maupun reksadana saham. hal menarik lainnya adalah korelasi antara saham dan emas. jika kita menginginkan perlindungan nilai investasi, kta dapat melakukan diversifikasi, caranya adalah memilih instrumen dengan kolerasi yang rendah, sehingga jika ada salah satu instrumen yang mengalami penurunan, tidak akan mempengaruhi instrumen yang lain. obligasi memiliki korelasi rata-rata 40% terhadap IHSG, sedangkan emas hanya memiliki korelasi sebesar 8%, jadi pergerakan emas hampir tidak berkaitan erat dengan pergerakan harga saham, oleh karena itu emas sangat cocok dipakai untuk hedging maupun diversifikasi.
Namun demikian kita harus ingat bahwa pengamatan diatas hanya menghitung kinerja dengan asumsi tidak ada biaya lain yang terjadi. Investasi di emas dapat menimbulkan biaya yang tidak terjadi di saham, seperti biaya pembuatan bila anda membeli emas dalam bentuk perhiasan ataupun biaya cetak bila membeli emas batangan ataupun koin emas seperti dirham, penyimpanan emas juga dapat menimbulkan biaya bila anda menyewa safe deposit box. Risiko lain adalah tidak seperti saham dan obligasi yang kepemilikan melekat pada nama anda sehingga tidak dapat dicuri, bila tidak berhati-hati emas dapat hilang secara fisik.

CONVERSATION

0 di isi komentarnya ya :):

Posting Komentar

tolong diisi komentarnya ya :)

Back
to top